Senin, 05 Agustus 2013
Minggu, 04 Agustus 2013
tungau debu rumah yang meresahkan
Debu bisa ditemui dimana
saja di jalan, di kantor atau di dalam rumah. Meskipun rumah terlihat bersih
belum tentu bebas dari debu. Debu apa saja yang biasa terdapat di dalam rumah?
Debu bisa muncul di tempat-tempat tersembunyi, pada tumpukan barang, di bawah tempat tidur atau dari binatang peliharaan. David Layton dan Paloma Beamer dari University of Arizona mencoba untuk mengeksplorasi debu apa saja yang terdapat di dalam rumah.
Layton dan Beamer melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal Environmental Science & Technology, studi ini dilakukan terhadap debu rumah tangga di Belanda dan di beberapa negara bagian Amerika Serikat.
Didapatkan campuran debu spesifik dalam setiap rumah tangga berbeda menurut iklim, usia dari rumah tersebut serta jumlah orang yang tinggal di dalam rumah. Selain itu kegiatan di dalam rumah seperti memasak, membersihkan rumah atau kebiasaan merokok juga mempengaruhi.
Tapi hampir di beberapa rumah, debu yang ada terdiri atas beberapa kombinasi dari potongan-potongan sel kulit manusia, bulu hewan, serangga, sisa makanan, serat organik dari pakaian atau seprai, partikel pestisida serangga serta partikel-partikel yang tertinggal dari kegiatan memasak dan merokok.
"Ada banyak komponen yang terkandung di dalamnya, debu adalah campuran dari berbagai macam hal dan sangat sulit untuk membuat daftar secara keseluruhan," ujar Beamer, seperti dikutip dari TIME, Kamis (25/2/2010).
Secara umum, sekitar 60 persen debu di dalam rumah berasal dari luar yang masuk melalui jendela, pintu atau ventilasi. Partikel debu ini berukuran sangat kecil sekitar 28-49 mikron. Pada daerah yang kering cenderung kandungan debunya lebih tinggi.
Beberapa partikel debu ini dapat memicu alergi bagi penghuninya, selain itu bahan-bahan insektisida yang tertinggal justru bisa menimbulkan masalah serius. Bahan-bahan lain yang mudah menguap dan berasal dari cat atau lapisan lantai serta dinding juga bisa mempengaruhi tekanan darah, terutama bahan yang mengandung timah.
Risiko kesehatan ini bisa dikurangi dan dikontrol dengan lebih sering membersihkan rumah. Semakin banyak orang yang tinggal, maka debu yang dihasilkan juga makin banyak. Sebuah rumah memang tidak mungkin bebas dari debu, tapi ada beberapa yang bisa dilakukan oleh penghuninya untuk mengurangi jumlah debu yang ada.
Usahakan untuk menjaga kebersihan rumah seperti makan di meja dan tidak sambil berjalan, membuat dapur dengan ventilasi yang baik sehingga asap memasak tidak menumpuk di dalam rumah serta tidak menumpuk-numpuk barang, membersihkan rumah secara teratur, tidak merokok di dalam rumah adalah cara mudah untuk mengurangi jumlah debu di dalam rumah.
(ver/ir)
Debu bisa muncul di tempat-tempat tersembunyi, pada tumpukan barang, di bawah tempat tidur atau dari binatang peliharaan. David Layton dan Paloma Beamer dari University of Arizona mencoba untuk mengeksplorasi debu apa saja yang terdapat di dalam rumah.
Layton dan Beamer melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal Environmental Science & Technology, studi ini dilakukan terhadap debu rumah tangga di Belanda dan di beberapa negara bagian Amerika Serikat.
Didapatkan campuran debu spesifik dalam setiap rumah tangga berbeda menurut iklim, usia dari rumah tersebut serta jumlah orang yang tinggal di dalam rumah. Selain itu kegiatan di dalam rumah seperti memasak, membersihkan rumah atau kebiasaan merokok juga mempengaruhi.
Tapi hampir di beberapa rumah, debu yang ada terdiri atas beberapa kombinasi dari potongan-potongan sel kulit manusia, bulu hewan, serangga, sisa makanan, serat organik dari pakaian atau seprai, partikel pestisida serangga serta partikel-partikel yang tertinggal dari kegiatan memasak dan merokok.
"Ada banyak komponen yang terkandung di dalamnya, debu adalah campuran dari berbagai macam hal dan sangat sulit untuk membuat daftar secara keseluruhan," ujar Beamer, seperti dikutip dari TIME, Kamis (25/2/2010).
Secara umum, sekitar 60 persen debu di dalam rumah berasal dari luar yang masuk melalui jendela, pintu atau ventilasi. Partikel debu ini berukuran sangat kecil sekitar 28-49 mikron. Pada daerah yang kering cenderung kandungan debunya lebih tinggi.
Beberapa partikel debu ini dapat memicu alergi bagi penghuninya, selain itu bahan-bahan insektisida yang tertinggal justru bisa menimbulkan masalah serius. Bahan-bahan lain yang mudah menguap dan berasal dari cat atau lapisan lantai serta dinding juga bisa mempengaruhi tekanan darah, terutama bahan yang mengandung timah.
Risiko kesehatan ini bisa dikurangi dan dikontrol dengan lebih sering membersihkan rumah. Semakin banyak orang yang tinggal, maka debu yang dihasilkan juga makin banyak. Sebuah rumah memang tidak mungkin bebas dari debu, tapi ada beberapa yang bisa dilakukan oleh penghuninya untuk mengurangi jumlah debu yang ada.
Usahakan untuk menjaga kebersihan rumah seperti makan di meja dan tidak sambil berjalan, membuat dapur dengan ventilasi yang baik sehingga asap memasak tidak menumpuk di dalam rumah serta tidak menumpuk-numpuk barang, membersihkan rumah secara teratur, tidak merokok di dalam rumah adalah cara mudah untuk mengurangi jumlah debu di dalam rumah.
(ver/ir)
Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan
yang, bersama-sama dengancaplak, menjadi anggota
superordo Acarina.
Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan walaupun
sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama).
Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta (serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat
dari kekerabatannya.
Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang
paling beraneka ragam dan suksesberadaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan.
Ukurannya kebanyakan sangat kecil sehingga kurang menarik perhatian hewan
pemangsa besar dan mengakibatkan ia mudah menyebar.
Banyak di antara anggotanya yang
hidup bebas di air atau daratan, namun ada anggotanya yang menjadi parasit pada
hewan lain (mamalia maupun serangga) atau tumbuhan, bahkan ada yang memakan kapang. Beberapa tungau diketahui menjadi penyebar penyakit
(vektor) dan pemicu alergi. Walaupun demikian, ada pula tungau yang hidup
menumpang pada hewan lain namun saling menguntungkan. Di bidangpertanian, tungau menimbulkan banyak kerusakan
pada kualitas buah jeruk (umpamanya tungau
karat buah Phyllocoptura
oleiveraAshmed dan tungau
merah Panonychus
citri McGregor)[1],
merusak daun ketela pohon dan
juga daun beberapa tumbuhan Solanaceae(cabai dan tomat).
Tungau juga menyebabkan penyakit skabies,
penyakit pada kulit yang mudah menular.
Ada lebih dari 45 ribu jenis
tungau yang telah dipertelakan[2].
Para ilmuwan berpendapat,
itu baru sekitar 5% dari kenyataan total jenis yang ada. Hewan ini dipercaya
telah ada sejak sekitar 400 juta tahun. Ilmu yang mempelajari perikehidupan tungau
dan caplak dikenal sebagai akarologi.
Taksonomi tungau masih belum
stabil karena banyaknya perubahan. Namun dapat dikatakan bahwa tungau mencakup
semua anggotaAcariformes,
semua Parasitiformes kecuali Ixodida (caplak), dan beberapa
familia dan genera yang belum pasti penempatannya.
Langganan:
Postingan (Atom)